Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam juga bersabda,
ุงุถูู
ููููุง ููู ุณูุชููุง ู
ููู ุฃูููููุณูููู
ู ุฃูุถูู
ููู ููููู
ู ุงููุฌููููุฉู: ุงุตูุฏููููุง ุฅูุฐูุง ุญูุฏููุซูุชูู
ูุ ููุฃููููููุง ุฅูุฐูุง ููุนูุฏูุชูู
ูุ ููุฃูุฏูููุง ุฅูุฐูุง ุงุคูุชูู
ูููุชูู
ูุ ููุงุญูููุธููุง ููุฑููุฌูููู
ูุ ููุบูุถูููุง ุฃูุจูุตูุงุฑูููู
ูุ ููููููููุง ุฃูููุฏูููููู
ู
โJaminlah aku dengan enam perkara, dan aku akan menjamin kalian dengan surga: jujurlah (jangan berdusta) jika kalian berbicara; tepatilah jika kalian berjanji; tunaikanlah jika kalian dipercaya (jangan berkhianat); peliharalah kemaluan kalian; tahanlah pandangan kalian; dan tahanlah kedua tangan kalian.โ (HR. Ahmad no. 22757. Dinilai hasan lighairihi oleh Syaikh Syuโaib Al-Arnauth).
Beberapa hari yang lalu saya membuat status FB yang kira2 isinya begini :
“muslimah dan muslim yang baik keren itu tidak nonton drama korea, variety show korea dan kpop serta tayangan sejenis lainnya
tapi menggantinya dengan tayangan yang lebih bergizi dan bermanfaat
syukur2 yang bisa menambah keimanan+ilmu Islam
#notetomyself #pencintakoreajanganmarahya
#iagreetodisagree #hanyamengingatkanya..
#lunashutangmengingatkan.. ”
Jawabannya sesuai prediksi saya, beragam ada yg ijin share (tanda seide), ada yg kasih likes bahkan love dilikes nya (tanda setuju bgt), ada yg ga setuju dan mengemukakan alasan dan pembenaran atas kegemarannya, ada juga yg marah dan baper bahkan sempet2nya membully saya d status yg dia bikin spesial buat saya dan (bersama teman2nya) setelah saya klarifikasi langsung bahwa status itu bukan buat dia tapi buat semua yang baca akhirnya status berisi bully-an tersebut dihapus. Alhamdulillah.
(Lain kali kalo baca status orang kalo kita ga di tag jangan GR deh ya. Emang yang suka Korea situ aja.. Kan ada buanyaak faktanya ๐.)
Kenapa saya spesifik menyebut Korea? Kenapa ga sinetron Indonesia, dll.
Karena Korea lah yang paling banyak diminati sebagian besar muslim dan muslimah Indonesia (dan juga negara lain).
Kalau ditanya apakah saya pernah menjadi pencinta korea? Jawabnya pernah.. ga hanya korea, anime2 jepang, drama2 jepang, serial asing sebangsa desperate housewives, CSI, Lie to me, criminal minds,Dexter dll ada panjang listnya kalau mau disebutkan satu2. Hobby itu berlaku dari tahun 2 kuliah sekitar 2005 inget banget judul drama pertama yg ditonton itu 1 litre of tears dan saya bener2 nangis nonton itu drama ๐ hingga usia anak pertama menginjak setahun Awal 2016 (lama banget kan ya ketergantungannya).TAPI bagi saya semua itu masa lalu yang sudah dikubur dalam2. Saya sudah sadar itu tidak bermanfaat dan ingin hijrah ke tayangan yang lebih disukai oleh Big Boss saya yaitu Allah Swt. Kalo nggak bisa nonton yang Allah sukai seenggak nonton yang ga dibenci Allah deh.
Awal yang bikin saya berhenti siapa. Berhenti ketagihan korea itu saya analogikan orang berhenti merokok. Suami sayalah yang tidak suka melihat saya menonton korea awalnya. Bukan karena alasan syari or apa. He just simply hate seeing me watching running man or infinity challenge at that time. Sekarang setelah saya tanya2 ulang apa alasan beliau melarang saya, jawabnya, budaya Korea itu terlalu berbeda dengan kita. Dengan Indonesia pada umumnya beda apalagi dengan Islam. Dia tidak mau pikiran saya jadi terpengaruh budaya orang Korea.
Setelah saya pikir2 iya juga ya. Saya kadang kalo nonton running man suka jengah ngeliat bintang tamu cewe yang muda n masih belia bisa bebas aja digendong dipunggung sama peserta running man yg laki2. Skinship di Korea begitu murahnya berlaku. Belum pernah saya lihat variety Indonesia yang “separah” running man ini skinshipnya. Dimana laki-laki dan perempuan bebas aja pegang2an,peluk2an dalam game2 nya kadang saya sendiri yang ga nyaman ngelihatnya. Sambil berpikir, kok mau2nya cewe2 itu dipegang2 sembarangan gitu aja bahkan ada yg joged2, meliuk2an badan dengan jarak beberapa meter saja dari kumpulan lelaki.
Ya memang itulah budaya mereka. Itulah budaya entertainment Korea. Saya ga nyalahin orang Koreanya. saya nyalahin diri sendiri kok saya masih betah aja gitu nonton sesuatu yang dalam kehidupan sehari2 saya ga akan mungkin setuju itu terjadi baik kepada diri sendiri maupun keluarga dan teman2 saya.
Belum lagi kalau bahas drama. Ya drama tentu tergantung temanya. Namun apapun temanya. Bagi saya poinnya adalah : tontonan2 yang tidak ada nilainya bagi malaikat pencatat amal2 saya,apalagi durasinya cukup lama dan tiap endingnya selalu bikin penasaran dan menguras emosi, maka mending dari awal enggak ditonton sekalian. Mending saya cari yang lain. Bagi saya tayangan drama terlalu menguras banyak waktu saya di dunia ini ๐. Min 1 episod 48-60 menit. Min 1 serial bisa 10-20 episod sampai tamat. Aduh rasanya kok terlalu banyak waktu “terbuang” yang sepatutnya bisa saya isi untuk bikin malaikat pencatat amal saya ini “bekerja”๐. Logika saya begitu. Life is about choice. Jika kamu emang rela waktumu terbuang sekian menit untuk alasan fun or me time meski tak ada nilai ya silahkan. Itu hak masing2 cuma sayang aja gitu lho. Karena pilihan lain yang menyejukkan hati dan pikiran (khusus yang mau rileks) juga banyak yang sesuai syariat or seenggaknya yang ga melanggar syariat. .
“Ah ga usah terlalu dipikirin, kamu serius amat sih mikirnya. Yang penting kan selain itu lucu2 aja and FUN.”
Entahlah ya, berpikir or deep thinking itu emang kewajiban setiap muslim. Dan semenjak belajar agama hobby berpikir saya semakin menjadi2 dan semua masalah selalu saya hubungkan ke Agama dan ke Preferensi Allah.. Bagi saya Allah harus ada sebagai alasan dalam setiap tindakan termasuk mencari hiburan yang Allah juga suka or setidaknya yang tidak dibenci-Nya.
Sejak 2016 saya berhenti dengan alasan suami. Namun saat ini saya berhenti atas keinginan sendiri. Mungkin orang2 yang masih menikmati dan mencintai tayangan2 korea akan ilfeel dan sinis kepada saya. Tapi saya tetap doakan semoga dimudahkan untuk hijrah ke tontonan yang lebih aman buat seorang muslim. Kalau ga sekarang mungkin beberapa tahun yang akan datang bakal bosen sendiri ๐.
Atau sehabis baca ini bertekad mengurangi merokok eh menonton tayangan gak bermanfaat #peace
Tapi realitanya memang kita diciptakan di Bumi ini untuk menyembah Allah. Dan salah satu wujud bukti kita tunduk kepadanya ya mungkin dengan menjadikan Dia alasan dari setiap kegiatan. Itupun saya masih belajar. Saya masih banyak kekurangan namun satu tekad saya yang pasti yaitu meninggalkan kegiatan2 tak bermanfaat bahkan melalaikan. Agar sikap meninggalkan yang tidak bermanfaat itu semua, bisa jadi alasan saya untuk boleh ikutan ngantri masuk Surga di hadapan Allah kelak.๐๐
Bogor 7 Juli 2017