Keinginan Alih Profesi (Resign PNS)

Sebenarnya keinginan berhenti jadi PNS dan pindah ke profesi lain yang non-PNS sudah ada sejak akhir 2010. Beberapa bulan setelah bekerja di PNS. Tapi keinginan itu hilang timbul sehingga effort untuk mencari pekerjaan baru pun tidak maksimal. Lalu entah kenapa di bulan September 2012 saya bisa tergelincir ke dunia bisnis dan ‘menciptakan’ pekerjaan sendiri untuk diri saya alias entrepreneur. Berjualan dan produksi hijab yang akhirnya juga merembet ke jualan-jualan lainnya.

Omset bulanan Alhamdulillah terus meningkat dan profitnya sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan bulanan saya. Entah kenapa waktu yang lama di kantor membuat saya jadi cepat bosan (bagi yang otaknya sudah teracuni bisnis beneran deh waktu itu bener2 uang! Time is money, literally), kepikiran dengan waktu yang sama alangkah lebih baiknya (berkahnya?) saya maksimalkan untuk bisnis/berdagang. Apa sih kelebihan berdagang di banding kerja kantoran. Kebetulan saya berdagang online yang cuma butuh laptop dan gadget serta belanja pesanan customer 2-3x seminggu. Dari segi halalnya insyaAllah sama halalnya walau kadang jadi PNS kita pasti akan dihadapi dengan pilihan2 menerima duit ‘terima kasih’ yang menurut saya sih itu haram karena diterima terkait dengan posisi kita di kantor, atau duit SPPD tapi kuitansinya dipalsukan/output perjalanan dinas tidak jelas ini juga termasuk haram dan tidak akan berkah dan saya sedapat mungkin memisahkan duit-duit yang saya ragukan ini ke rekening khusus yang nantinya ditransfer ke lembaga2 pengumpul infaq. Yah namanya juga usaha,, Kalo dari segi waktu, berbisnis sendiri amat-amat cocok dengan saya yang cepat bosan dengan rutinitas apalagi rutinitas di PNS yang mewajibkan sebagian waktu kita di kantor 5 hari seminggu.

Sempat juga menyesal, kenapa terlalu cepat mengambil keputusan jadi PNS dan tidak meneruskan perburuan pekerjaan saya di awal-awal bekerja jadi PNS dulu. Jujur PNS bukanlah cita-cita saya. Beginilah kalo cari kerja dengan system trial and error. Ibu mensyaratkan cuma boleh keluar PNS kalo sudah ada pekerjaan yang ‘lebih baik’. Nah disinilah anehnya lebih baik ini menurut ibu atau menurut saya? Orang tua sepertinya masih pakai kacamata kuda memandang profesi PNS dan tidak berani thinking out of the box. Saya sudah mencoba mencari pekerjaan baru tapi pekerjaan wirausaha saya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Emangnya yang namanya bekerja itu harus sama orang/perusahaan/pemerintah ya? Di saat orang-orang lagi gencarnya mendorong generasi muda untuk mandiri dan gak jadi mental pekerja/kuli mungkin Ibu masih berpikiran belum bekerja/aman  kalo belum ‘bekerja sama orang/instansi’. Bagi saya, justru paling enak yang bekerja di ‘perusahaan’ sendiri. Jelas targetnya, jelas usaha yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Kalo PNS? Entahlah masing-masing orang sibuk dengan dunianya masing-masing (termasuk saya sendiri udah makin autis). Mungkin sudah sistem PNS yang cenderung bebas, santai dan tidak jelas begini. Saya malah berpikiran harusnya PNS pakai sistem kotrak seperti di swasta, jadi orang-orangnya gak males-malesan dan benar-benar dibayar sesuai kerjaan saja.

Saya tidak tahu apa ini sudah jalan dari Tuhan atau bukan tapi semakin saya tidak betah di PNS semakin majulah bisnis produksi dan dagangan saya, bahkan punya banyak pelanggan setia hingga ke Luar Negeri (yang tiap bulan insyaAllah selalu order ke saya). Dari situ saya berkeinginan untuk berhenti jadi PNS. Saya pikir waktu saya di PNS terasa sia-sia dan lebih bermanfaat + menyenangkan jika waktu yang sama saya habiskan di bisnis. Saya tidak akan mengatakan pada pembaca bahwa PNS adalah pekerjaan yang buruk karena prioritas hidup masing-masing orang berbeda. Tapi untuk jiwa-jiwa yang bebas, suka berpikir teknis dan idealis mungkin baiknya kalo ga bikin usaha sendiri ya bekerja di swasta (yang target kerjanya lebih jelas). Buat yang punya otak entrepreneur alias bisnis, saya sarankan jangan jadi PNS ntar jatuhnya jadi magabut karena gaji diterima tapi waktu banyak kepake untuk bisnis pasti nantinya.

Pada dasarnya manusia itu emang ga bisa diam, sudah fitrahnya otak untuk berpikir terus dan terutama otak seorang pebisnis yang tidak bisa dikungkung dengan jam rutinitas kantor atau PNS yang masuk pagi pulang sore. Bisnis itu membutuhkan mobilitas yang cukup tinggi dan sulit dicapai kalo tiap hari  kita diharuskan berada di satu tempat dari senin-jumat, pagi-sore.

Ortu tetap belum ikhlas dengan rencana alih profesi saya. Walau sebanyak apapun omset saya ortu tetap berpikiran bisnis saya hasilnya tidak pasti seperti ‘gaji PNS’. Kalau saya malah berpikir PNS hasilnya sudah pasti jumlahnya sedangkan bisnis tidak pasti BESARnya, harus optimis donk sebagai seorang entrepreneur 😀 Yah doakan saja agar niat berhenti bekerja dilancarkan oleh Tuhan termasuk keikhlasan dari kedua ortu. Apalagi niat/cita2 saya dari dulu memang bukan jadi wanita karir yang senin-jumat sibuk kerja lalu selama waktu itu anak-anak dititip ke keluarga/pengasuh (walau saya sekarang belum punya anak bahkan belum nikah :P). Bagi saya bisnis ini Anugerah terindah dari Tuhan yang sangat mendukung cita-cita ibu rumah tangga saya. Jadi setidaknya nanti saya tetap berpenghasilan walau sudah jadi full time wife/mom. Aneh ya cita-cita kok jadi ibu rumah tangga? Tapi buat wanita normal umumnya pasti senengnya di rumah mengurus keluarga dan anak-anak ^^. Kalau mereka disuruh memilih PASTILAH di lubuk hati yang paling dalam senengnya dirumah bersama keluarga tercinta 😀

21 thoughts on “Keinginan Alih Profesi (Resign PNS)

  1. salam kenal mbak,
    aku juga sudah pengen bangettttzzz segera resign PNS nih, udah ga kuat mendua, jadi PNS dan wirausaha, yukk segera capcuzz,,,

  2. Salam kenal mba Nina,
    Bagi saya pindah profesi nggak semata karena di profesi lain lebih baik dari sebelumnya. Hidup itu pilihan. Tergantung kenyamanan masing2. Jadi karena saya nyamannya nggak terikat dengan jam kantor setiap hari saya sangat menikmati kegiatan fokus ke bisnis saja. Jadi sebagai wanita saya tetap bisa full untuk suami dan keluarga nantinya karena kerjaan (bisnis) bisa saya bawa kemana-mana. Saya lebih melihat dari sisi kewanitaan saya aja sih hehe

    • Embaa..salam kenal ya mba.sneng deh baca curhatannya mba di blog ini..aku juga mba.hampir punya masalah sama.udah jadi wirausaha selama 5 taun.nah taun ini coba coba ikut cpns.udah tau kalo ga ada niatan jadi pns.dan ga nyangka aku ktrima.akhirnya bimbang memutuskan.ortuku dan keluargaku pengen aku jadi pns.krna prestise mba dan status.sementara hatiku udah nyaman jadi wirausaha krna lebih menantang walo kepastian penghasilan tidak kudapat.akhirnya aku bertekad meneruskan usahaku dan melepas kesempatan jadi cpns.dan keluargaku semuanya menyayangkan dan kecewa.posisiku yang belum menikah membuat mereka semakin menyudutkan aku krna mereka pikir aku bebas dan belum berkeluarga.padhal sama seperti mba..wanita karir bukan pilihanku kalo aku sudah menikah.kupikir jadi wirausaha lebih memudahkan aku mengatur waktu dengan keluargaku kelak.mohon doanya ya mba..agar keluarga ridho dengan keputusanku..semangat juga buat mba…salam kenal

    • Embaa..salam kenal ya mba.sneng deh baca curhatannya mba di blog ini..aku juga mba.hampir punya masalah sama.udah jadi wirausaha selama 5 taun.nah taun ini coba coba ikut cpns.udah tau kalo ga ada niatan jadi pns.dan ga nyangka aku ktrima.akhirnya bimbang memutuskan.ortuku dan keluargaku pengen aku jadi pns.krna prestise mba dan status.sementara hatiku udah nyaman jadi wirausaha krna lebih menantang walo kepastian penghasilan tidak kudapat.akhirnya aku bertekad meneruskan usahaku dan melepas kesempatan jadi cpns.dan keluargaku semuanya menyayangkan dan kecewa.posisiku yang belum menikah membuat mereka semakin menyudutkan aku krna mereka pikir aku bebas dan belum berkeluarga.padhal sama seperti mba..wanita karir bukan pilihanku kalo aku sudah menikah.kupikir jadi wirausaha lebih memudahkan aku mengatur waktu dengan keluargaku kelak.mohon doanya ya mba..agar keluarga ridho dengan keputusanku..semangat juga buat mba…salam kenal

      • Masalah dengan keluarga itu masalah SEMUA ORANG kayaknya. Saya pribadi juga sempat clash dengan keluarga apalagi dengan keluarga jauh yang menganggap saya ikut pengajian lah apa lah jadinya otak saya error. Sampai ada yang memfitnah suami saya lah yang memengaruhi keputusan saya ini. Faktanya jauh sebelum memutuskan menikah saya sudah bertekad ingin resign. Kesannya berhenti PNS itu sesuatu yang WOW banget buat anggota keluarga lain walau bukan saudara kandung. Namun ya balik lagi yang menjalani kan saya bukan mereka, kalau mereka nyaman dengan bekerja di PNS itu hak mereka. Kalau saya TIDAK NYAMAN dengan bekerja di PNS itu hak saya juga kan? Sebaiknya masalah keluarga kita kembalikan saya ke Allah Swt karena niat kita hanya ingin hidup lurus dan bebas dari semua keraguan. Dan kembali ke fitrah sebagai wanita yaitu berbakti kepada suami. Bagi yang belum menikah mungkin keputusan berhenti kerja sulit. Namun saat itu saya nekad saja karena memang sudah lama sekali menumpuk keinginan berhenti. Sekarang setelah menikah suami sangat mendukung keputusan saya dan malah ketika saya bertanya apa saya boleh kerja lagi (yang lain bukan PNS). Suami menjawab, kalau kamu kerja kamu bahagianya dunia saja. Tapi kalau kamu di rumah kamu bahagia dunia dan akhirat. Jadi berdo’alah semoga segera dipertemukan dengan jodoh yang mengerti dengan fitrah kita sebagai muslimah agar kehidupan kita pun lebih tenang sebagai wanita.

  3. Heeeem,,, kalo bs sy ulang kehidupan sy 9 tahun yg lalu saat d ajak suami ikut tes PNS,, tentu sy akan menolaknya dengan halus,, seandainya,,

    • Saya cuma bisa bertahan dari Maret 2010 sampai November 2013 mbak hehe. Sebenarnya itu tergantung lokasi penempatan mbak. Kalau PNS-nya bukan profesi guru/dosen yang waktunya jauh lebih fleksibel ujung-ujungnya yah tetap harus stand by di kantor ada nggak ada kerjaan dari Senin-Jumat dari Pagi-Sore.Belum lagi kalau nemu keganjilan2 di dalamnya yg tidak sesuai dgn nurani/prinsip hidup selama ini 🙂

  4. Salam kenal Mbak Finni, saya juga sebetulnya berkeinginan untuk resign, apalagi sebentar lagi akan dikaruniai anak. Tapi masalahnya klasik, orangtua yang belum setuju kalau saya blm punya pekerjaan pengganti. Kadang perasaan ingin resign itu hilang, tapi kalau sedang kuat rasanya ingin saat itu juga keluar. Baca ini rasanya ada teman. 🙂

    • Hmm.. saya sekarang sih udah melahirkan dan baby-nya Alhamdulillah udah 3 bulan. Hikmah resign terasa banget setelah ada baby karena saya full megang dia 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Kami nggak ada yang bantuin entah itu keluarga maupun ART. Tapi Alhamdulillah saya enjoy banget memenuhi setiap kebutuhan si kecil terutama ASI bisa saya berikan langsung kapanpun dia butuh. Beda dengan ibu2 yang terpaksa bekerja harus rajin2 pompa ASI agar ASInya bisa diberikan lewat botol saat sang ibu kembali bekerja. Awalnya sih sangat berat mba ortu merelakan saya resign. Tapi yang namanya prinsip itu susah untuk digoyahkan meski oleh ortu sendiri. Prinsip saya dulu sih daripada keburu stress duluan mempertahankan pekerjaan yang ada (dan kalo stress efeknya bisa lama gak hanya sebulan dua bulan), mending resign dulu dan menata hidup kembali. Saya doakan yang terbaik untuk mba dan keluarga.

      • Assalamualaikum..
        Salam kenal Mba-mba…
        Duuuh sama..
        saya udah super bosan banget kerja jadi PNS. Apalagi daerah penempatan jauh, terpisah hidup dari kluarga dan suami, dan sekarang lagi hamil. Benar udh pengen resign tp susah banget dapat restu dari kluarga. Mana udah ada kreditan lagi di bank. Haduuh malah jadi curhat yaa. Agak nyesel siy udh berhutang mskipun itu dipake buat beli rumah 😦

      • Aku dulu juga pas jd pns mikir2 mau apply S 2 sama ngutang..karena hanya 2 hal ini bikin kita terpaksa bertahan.. untungnya aku ga sih. jd aku resign sblm ada hutang or dpt fasilitas S 2 dr kantor..^_^v MERDEKAA

  5. wah sama banget mba aku juga punya bisnis hijab, aku produsen. udah eneg banget di kantor. ortu dan keluarga besar ga setuju. padahal suami setuju2 aja. tiap hari neraka banget kalo ngantor hahaha

    • Halo mba Tyas. Iya kalo bisnis emg jauh lbh fleksibel sih ya dibanding kantoran. Ada plus minus nya masing2. Tapi kalo nyambi ngurus anak emg lbh enak bisnis sendiri.. waktunya kita yg nentuin bukan org lain 🙂

  6. Sama ya aq jg rasanya bosen gt deh di pns apalagi di jkt cm hbs tenaga dan waktu di perjalanan..gajipun pas2an..udah gt di pns manajemen kepegawaiannya dan sistem kerjanya aneh aja tdk merata gt loch..skitar 10 tahun lbh dikit pengalaman di pns sdh ckplah..kepinginnya jg berwirausaha sj yg bs lbh fleksibel dan yg pasti bgt tdk buang waktu di jalan gtlah..mau donk aq diajakin buka usaha sambil buat belajar..modal dikit2 sich ada jg..

    • kalo saya dulu start jualan justru ke teman2 kantor.. abis itu baru di online kan dan malah jd males jg bawa2 dagangan lg ke kantor krn sdh lumayan byk dr online.. tapi sehabis resign sempet vacuum karena hamil dan melahirkan. Baru aktif lagi jualan pas bayi udah usia 6bulanan. cuma makin kesini lebih byk jualin produksi org drpd produksi sendiri. soalnya udah ga sempet juga.

    • wirausaha kalo disengajaain itu susah mba. harus dimulai dari hal yg kita emg hobby.. bagusnya dimulai dari hobby sih. coba cari jenis usaha yang mba kira2 bisa betah mendalaminya. Kalau saya dulu sih berawal dari iseng akhirnya malah hobby. Jadi kalo jualannya dijadikan hobby / passion insyaallah lebih semangat gitu jalaninnya…

  7. Assalammualaikum mba finni,
    saya juga baru resign dari kemenperin dan lg nunggu SK,, Setelah sk keluar, apa aja yang bisa diurus selain taspen mba?

Leave a comment