Random Verse (I)

Ada begitu banyak ayat dalam Al-qur’an yang kalau kita mau merenungkannya, memiliki makna yg dalam dan bisa langsung dipraktekan/dilihat di kehidupan kita sehari2. Diantaranya :

1. “Hai orang2 yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar” (QS 34:70)

Di dalam kehidupan kita terkadang kita lupa untuk “menyaring” kata2 yang seharusnya kita ucapkan. Apalagi kalau itu menyangkut aib orang lain. Saya sendiri menyadari jika sedang kesal dengan seseorang, tanpa sadar saya berusaha mencari ‘teman’ untuk membahas aib orang yang tidak disukai tersebut. Istilahnya mungkin mencari ally yg punya common enemy. Padahal boleh jadi saking sebalnya tanpa sadar saya menambah2kan cerita saya sehingga timbul fitnah terhadap orang yang tidak disukai tersebut. Ayat ini  mencoba mengingatkan saya bahwa Allah Swt memerintahkan hambaNya untuk mengucapkan perkataan yang benar. Sesuai ayat ini, seharusnya saya lebih banyak diam (mengontrol diri) dan hanya berbicara jika diminta atau dibutuhkan. Jika masalah yang saya ketahui masih abu-abu, saya sebaiknya diam dan cukup mengatakan “saya tidak tahu”. Dan jika pun saya tahu persis sesuatu yang menyangkut aib seseorang sudah seharusnya saya tidak menyebarkannya agar di akhirat kelak Allah pun sudi menutup aib saya sendiri. Amin.

2. “Hai nabi, katakanlah kepada istri2mu, anak2 perempuanmu, dan istri2 orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 33:59)

Suatu ketika saya pernah berdialog dengan seorang teman. Teman saya itu termasuk muslimah yang taat dan sangat strict dengan cara berpakaiannya. Ia mengatakan, makna dari ayat ini yaitu setiap wanita Islam wajib memakai Jilbab. Jilbab adalah http://en.wikipedia.org/wiki/Jilb%C4%81b  pakaian terusan yang longgar yang menutupi seluruh tubuh pemakainya. Kalo dalam kehidupan sekarang, seperti baju hamil gitu. Jadi jilbab itu bukan kerudung/penutup kepala lho ya tapi baju terusan yang longgar (tidak membentuk badan) sehingga dapat melindungi pemakainya dari tatapan2 pria nakal (kurang lebih begitu hehe). Kalo baju terusan yang banyak saya temui di pasaran justru bahannya “jatuh” sehingga lekuk tubuh si pemakai malah makin kelihatan.Kalau saya pribadi berhubung masih bergantung pada tukang ojek jadi mau tidak mau saya tetap setia pada celana saya. Yang penting baju saya tidak ketat.  Saya dulu sempat berdebat dengan ibu ketika saya ingin stop sama sekali dari dunia “percelanaan” dan full pake rok. Ternyata kota Jakarta yang kejam ini dimana angkot2nya dengan teganya menaik dan menurunkan penumpang tanpa berhenti sempurna membuat saya kembali memakai celana, mengikuti saran ibu saya. Jika memang dengan memakai celana (+ baju yang menutupi pinggul) lebih aman bagi saya dibanding memakai rok, kenapa tidak ya? Wallahu A’lam.